Buah Ciplukan Ternyata Harganya Rp 500 Ribu/kg





Pada masa lalu sekitar tahun 70-an, buah Cipluk’an atau Cecenet bagi anak-anak yang lahir di desa-desa merupakan buah alami yang bisa didapatkan dengan gratis tanpa membayar.
Buah ini pada masa lalu banyak terdapat di sawah-sawah terutama ketika panen padi telah selesai karena tumbuhan liar ini biasanya akan dibiarkan dapat tumbuh setelah panen padi selesai.

Bahkan di kota besar seperti Jakarta hingga pada masa tahun 80-an, buah Ciplukan masih bisa ditemukan pada semak-semak, tanah kosong atau terbuka di berbagai tempat.
Itu artinya, buah yang masuk dalam genus Physalis dalam keluarga Solanaceae dengan nama latin Physalis heterophylla atau dalam bahasa Inggrinya clammy groundcherry ini bisa didapatkan secara gratis di berbagai tempat, terutama di kebun warga atau di area persawahan.

Namun siapa sangka dan siapa pula mengira, buah kecil ini sekarang memiliki nilai jual yang tinggi dan kini dijual pada sebuah supermarket.
Meski tidak ada keterangan di supermarket mana ciplukan itu dijual. Jelas dalam wadah tertulis dengan bahasa Indonesia dan dijual dengan harga Rp 30.957 per bungkus dengan berat hanya 60 gram per bungkusnya.
Sedangkan pada bandrolnya terlihat harga per kilogram sebesar Rp.515.950. Foto buah ciplukan dengan bandrol harga yang mahal tersebut pertama kali diunggah oleh akun IndoPetani@twitter pada tanggal 12 November 2015 lalu.
Bahkan banyak yang mengatakan bahwa buah ciplukan dalam kemasan dalam foto tersebut bukan dari Indonesia, melainkan diimpor. Waduh!

Sedangkan di daerah Amerika Utara, tumbuhan ini ditemukan terutama di habitat seperti padang rumput kering, bukit kerikil, tanah berpasir atau berbatu, dan tempat-tempat sampah seperti pinggir jalan.
ciplukan-harganya-rp500-ribu per kg 2
label harga di swalayan. tapi tak jelas dimana swalayannya
Setiap anggota dari genus Physalis memiliki setidaknya empat subspesies yang berbeda, terutama didasarkan pada variasi daun:
§  P. heterophylla var. heterophylla, dengan daun yang tipis yang pinggir daunnya tak memiliki geligi
§  P. heterophylla var. clavipes, dengan daun yang tebal, urat daun yang mencolok dan sedikit tonjolan bergerigi besar dikedua daunnya.
§  P. heterophylla var. ambigua, dengan daun yang tebal, urat daun yang mencolok dan seluruh pinggir daunnya bergerigi.
§  P. heterophylla var. nycangienea, dengan daun yang tipis, memiliki sedikit tonjolan dan bergerigi pada seluruh pinggir daunnya.

Bunga pada tumbuhan ini bertunas di pangkal daun, berwarna putih dengan lima kelopak bunga, dan kepala serbuk sarinya berwarna kuning.
Lima kelopak bunga itu kemudian membesar dan menunduk ke arah bawah, lalu menyatu dan membungkus atau melindungi buah yang ada di dalamnya.
Ukuran buah ciplukan awalnya kecil dan berwarna hijau kemudian ketika matang membesar dan berwarna kuning kehijauan.
Rasa buah Ciplukan ini memang unik, agak kecut kadang pahit dengan rasa seperti tomat, namun memiliki rasa kecut-manis yang khas, dan  jika belum matang rasanya pahit
Tumbuhan buah ini tak begitu tinggi, hanya sekitar 50 cm sampai satu meter saja, dan umurnya pun tak panjang alias tak lebih dari satu sampai dua tahun.
Apakah karena umurnya pendek dan sudah langka, maka tumbuhan ini dijual denga harga yang mahal?
Ciplukan yang sudah masak
Ataukah ada khasiat yang tersembunyi di dalamnya? Atau hanya sebagai “nostalgia” saja maka buah langka ini dijual di supermarket?
Wah kalu masalah itu gak tau deh, karena semua alasan itu belum pasti adanya.

Namun yang jelas memang buah Ciplukan sudah semakin jarang ditemui, bahkan sangat sulit sekali di dapat, apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta. Mungkin alasan ini yang paling masuk akal.

Tidak ada komentar: